Tugas ke- 1
Teori kepribadain sehat :
Nama : Raniyah Melati
Kelas : 2PA14
NPM : 18514925
A. Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang
ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Aliran psikoanalisa
melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi
dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia.
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman
dini.
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia
baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah
disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang
kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious)
dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam
tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari
kepribadian kita, yaitu:
- Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
- Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
- Ego, adalah pengawas realitas.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa:
- Pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak- anak yang traumatis.
- Individu bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
- Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan.
- Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang.
- Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif.
- Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban
tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi
negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau
kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada
tingkah laku yang neuritis dan psikotis. Sigmund freud dan orang-orang yang
mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional,
bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat
manusia, bukan yang paling baik. Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis
tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari
tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
B. Aliran Behavioristik
Teori belajar behavioristik
adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage danBerliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di
dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai
dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai
suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan
banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur
panas.
Kepribadian sehat behavioristik :
- Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
- Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
- Mementingkan faktor lingkungan
- Menekankan pada faktor bagian
- Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
- Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu
Manusia
diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya.
Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari
luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan
ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan
banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas. Jadi, manusia dilihat
oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif
terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri
sendiri.
C.
Aliran Humanistik
Menurut aliran humanistik kepribadian yang
sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk
pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai
yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif
buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati
nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan
nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik,
manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa
lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus
berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial
menghambat. Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah
optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk
memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi
semuanya menurut kemampuan yang ada.
Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan
hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka.
D. Pendapat Allport
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport
tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika dia berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang
dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika
lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai
dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi
matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak
cukup hanya berinteraksi dengan sesuat ata seseorag di lar diri seperti
pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport
menamakan hal ini “pasrtisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam
beberapa suasana. Yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke
dalam aktivitas.
Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting
bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Pekerjaan itu menantang
kemampuan-kemampuan anda, karena dengan mengerjakan pekerjaan itu dengan
sebaik-baiknya membuat anda merasa enak. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya
dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat
secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan
kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran dan keanggotaan kita
dalam politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti
ini dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang-orang lain.
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan
orang-orang lain : kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan
terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman
(cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh
kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang
berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang
dicintai dan memperlihatkan kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi
kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang
dengan baik.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman
tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.
Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan,
penderitaan- penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang
merupakan ciri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan
imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Sebagai hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian
yang matang sabar tehadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili
atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan
mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas;
kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan tersebut.
Orang-orang yang sehat mampu berusaha bekerja sebaik mungkin dan
dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Kepribadian-kepribadian
yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia dan bukan tawanan dari
emosi-emosi itu.
Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka.
Kontrol ini bukan merupakan represi tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke
dalam saluran-saluran yang lebih konstruktif.
Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut
Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang
bereaksi terhadap tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan
keinginan. Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini.
Orang-orang yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap
kekecewaan, tidak dapat begitu menerima diri, atau tidak dapat begitu banyak
mengontrol emosi mereka, jika mereka tidak merasakan suatu perasaan dasar akan
keamanan.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau
situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka
pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan
Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan
diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan dan
menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan
dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang
positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan
dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal
kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu
tingkat pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam
setiap usia.
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan /
perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya
menurut keadaan yang sesungguhnya.
Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri
(self-objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin
memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang-orang
lain.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh
tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan
yang mempersatukan ini “arah” (directness), dan lebih kelihatan pada
kepribbadian-kepribadian yang sehat. Arah itu membimbing semua segi
kehidupanseseorang menuju sautu tujuan (atau rangkaian tujuan) serta memberikan
orang itu suatu alasan untuk hidup. Jadi, bagi Allport rupanya mustahil
memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa
depan.
Mungkin kerangka untuk tujuan-tujuan khususitu aadalah ide tentang nilai-nilai.
Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah
sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Suara hati ikut juga
berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang matang
adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan
kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau
nilai-nilai etis.
E. Pendapat Rogers
1. Motivasi Orang yang Sehat : Aktualisasi.
Rogers menempatkan suatu dorongan –
“satu satu kebutuhan fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian :
memeliharakan, mengaktualisasikan, meningkatkan semua segi individu.
Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan
fisiologis dan psikologis, meskipun selama tahunawal kehidupan, kecenderungan
tersebut lebih terarah kepada segi-segi fisiologis
Menurut Rogers (1959), bayi mulai
mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian pengalaman mereka telah
dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman sebagai
“aku” (“I”) atau “diriku” (“me”).
Saat bayi telah membangun struktur
diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi
diri (self-actualization) merupakan bagian dari kecenderungan
aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan
aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu; sehingga hal
tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan – kesadaran dan
ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Rogers (1959) mengajukan dua
subsistem, yaitu konsep diri (self-concept) dan diri ideal (ideal
self).
2. Konsep Diri
Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman
seseorang yang disadari (walaupun selalu tidak akurat) oleh individu tersebut.
Konsep diri tidak identik dengan diri organismik.
3. Diri Ideal
Subsistem kedua dari diri adalah diri ideal, yang
didefinisikan sebagai pandangann seseorang atas diri sebagaimana yang
diharapkannya. Diri ideal meliputi semua atribut, biasanya yang positif, yang
ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan yang besar antara diri ideal dan
konsep diri mengindikasikan inkongruensi dan merupakan kepribadian yag
tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis, melihat sedikit perbedaan
antara konsep dirinya dengan ap yang mereka inginkan secara ideal.
F. Pendapat Maslow
Kita dapat berpikir tentang tingkat kebutuhan-kebutuhan diri
Maslow seperti suatu tangga; kita harus meletakkan kaki pada anak tangga
pertama sebelum anak tangga kedua, dan pada anak tangga kedua sebelum anak
tangga ketiga dan seterusnya. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling
rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua
dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling
tinggi – aktualisasi-diri.
Jadi, prasyarat untuk mencapai aktualisasi-diri memuaskan empat
kebutuhan yang berada dalam tingkat lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan
fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan
akan memiliki dan cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam
urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi-diri.
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih
memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri
psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a.
Memusatkan
perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada
pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b.Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti
kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis
dan reduksionis.
c.
Menyadarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d.
Memberikan
perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap
individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi
humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered
therapy (Walgito, B 2002 : 80).
G. Pendapat Erich Fromm
Salah satu ciri pribadi yang sehat menurut Fromm, yaitu adanya
kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat berperan
penting dalam pembentukan kepribadian. Masyarakat yang menjadikan seseorang
berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat
manusiawi.
Ada lima watak sosial dalam masyarakat, yaitu :
1.
Penerimaan
( receptive )
2.
Penimbunan
( hoarding )
3.
Penjualan/pemasaran
( marketing )
4.
Penghisapan/pemerasan
( exploitative )
5.
Produktif
( productive )
Dari kelima watak sosial ini yang benar – benar tepat dan sehat
hanyalah watak produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal
budi dan dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena
itu, Fromm menyebutkan 5 tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu :
1.
Cinta
persaudaraan
2.
Cinta
keibuan
3.
Cinta
erotik
4.
Cinta
diri
5.
Cinta
illahi
Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup
hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang
manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak atau
menyingkirkan. Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat
memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.
Mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2.
Mampu
mencintai dan dicintai
3.
Mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tsb
4.
Mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5.
Mampu
menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
6.
Memiliki
watak sosial yang produktif
DAFTAR PUSTAKA