RANIYAH MELATI
Rabu, 20 Desember 2017
Senin, 30 Oktober 2017
Sabtu, 28 Oktober 2017
Sabtu, 14 Januari 2017
TUGAS 4 PSIKOLOGI MANAJEMEN #
I.
Empowerment,
Sters dan Konflik
A.
Pengertian Empowerment
Empowerment merupakan central them atau jiwa partisipasi
yang sifatnya aktif kreatif. Pengertian konvesional, konsep pemberdayaan
sebagai terjemahan empowerment mengandung dua pengertian yaitu; pertama to give
power or authority to, pertama sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan
atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Dan
kedua to give ability or enable pengertian kedua dipahami sebagai upaya untuk
memberikan kemampuan atau keberdayaan.
B. Pengertian Stres
Menurut Hawari stres
dapat diartikan sebgai raksi fisik dan psikis, berupa perasaan tidak nyaman,
tidak menyenangkan, atau tertekan terhadap tuntutan dan tekanan yang dihadapi.
Sedangkan, menurut Lazarus dan Flokman stres terjadi bila terdapat kesenjangan
dan ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan.
-
Sumber Stres
Semakin berkembang dan majunya teknologi, tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan dalam dunia makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang lebih maksimal.
Sumber stres dari organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan organisasi dengan pihak luar.
Sumber stres dari kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup. Kondisi pekerjaan, seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan maupun lingkungan kehidupan, overload, deprivational stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
Ambiguitas dalam berperan dan faktor interpersonal, Perkembangan karir, Cita-cita, dan ambisi, Kurangnya kontrol yang dirasakan, dan Diri individu, seperti usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.
Semakin berkembang dan majunya teknologi, tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan dalam dunia makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang lebih maksimal.
Sumber stres dari organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan organisasi dengan pihak luar.
Sumber stres dari kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup. Kondisi pekerjaan, seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan maupun lingkungan kehidupan, overload, deprivational stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
Ambiguitas dalam berperan dan faktor interpersonal, Perkembangan karir, Cita-cita, dan ambisi, Kurangnya kontrol yang dirasakan, dan Diri individu, seperti usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.
C.
Pengertian
Konflik
Menurut Suyono, Konflik
adalah suatu proses atau keadaan dimana dua pihak berusaha menggagalkan
tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat,
nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
-
Jelaskan Jenis-jenis Konflik
Jenis-jenis Konflik
dibedakan dalam beberapa prespektif, antara laian:
1. Konflik
Intraindividu
Konflik ini dialami
oleh individu sendiri karena adanya tekanan peran dan ekpektasi di luar berbeda
dengan keinginan atau harapannya.
2. Konflik
Antarindividu
Konflik yang terjadi
antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok
yang berbeda.
3. Konflik
Antarkelompok
Konflik yang bersifat
kolektif antara satu kelompok denga kelomok lain.
4. Konflik
Organisasi
Konflik yang terjadi
antara unit organisasi yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat
struktural maupun fungsional.
-
Jelaskan Proses Konflik
Menurut Smith, proses
terjadinya konflik sebagai berikut:
1. Tahap
antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2. Tahap
menyadari, yaitu perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasan yang tidak
mengenakkan.
3. Tahap
pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4. Tahap
perdebatan terbuka, yaitu perbedaan pendapatmulai ditunjukkan dengan nyata dan
terbuka.
5. Tahap
Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya
kepada pihak lain.
D.
Cari
kasus yang berkaitan dengan stres dan konflik dan berikan solusinya
-
Kasus Stress
Kasus Bunuh Diri di
Kantor Semakin Tinggi
KOMPAS.com – Para
peneliti di Bureo of Labor Statistic’s Census of Fatal Occupational Injury melaporkan
sebanyak 1700 peristiwa bunuh diri terjadi di tempat kerja atau kantor. Laporan
ini berasal dari data tahun 2003 hingga 2010. Selain itu, studi mengimbuhkan
bahwa potensi karyawan pria bunuh diri 15 kali lebih tinggi ketimbang karyawan
wanita.
Menurut investigasi
lebih rinci, para korban bunuh diri mengalami kelelahan dan stres kerja yang
berkepanjangan. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Rasanya, sudah
saatnya perusahaan besar atau kecil yang ada di dunia memperbaiki manajemen
waktu dan jumlah pekerjaan yang diberikan pada karyawan. Sebab, tanggung jawab
berlebih pada karyawan bisa mengakibatkan mereka merasa tertekan hingga
berujung pada depresi.
“Urusan kondisi mental
karyawan tidak bisa dianggap enteng. Sebab, itu berkaitan dengan kinerja mereka
sekaligus kesehatan secara menyeluruh. Jika perusahaan tak juga menyikapinya
dengan serius, imbasnya pada korban bunuh diri di kantor yang terus meningkat,”
ujar Tiesman.
Tingkat stres dan
tekanan berlanjut yang dirasakan karyawan, kata Tiesman, lebih kurang sama
dengan kondisi mental pengangguran yang lelah tak kunjung mendapatkan
pekerjaan. Namun, jumlah dan peristiwa bunuh diri yang terjadi di kantor
biasanya ditutup-tutupi sehingga tidak terdokumentasi secara resmi oleh pihak
berwajib.
Studi menunjukkan bahwa
perusahaan dan kantor yang bergelut di bidang hukum, pertanian, kesehatan, dan
angkatan bersenjata, merupakan industri dengan jumlah korban karyawan bunuh
diri paling tinggi.
Solusi:
Solusi untuk perusahann
teruslah memantau perkembangan karyawannya selama bekerja sehingga kejadian
seperti kasus ini berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Selain pihak
perusahaan, para psikolog dan dokter juga dibutuhkan untuk terlibat menengok
serta melakukan penelitian tentang kedua profesi tersebut perusahaan, jenis
industri, dan jabatan yang berpeluang membuat karyawan mengalami stres dan
berpotensi menyebabkan karyawan bunuh diri.
-
Kasus Konflik
Kompleksitas Konflik
Lampung
Munculnya berbagai
kasus kerusuhan di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa potensi
konflik tak segera selesai dengan terbukanya keran demokratisasi. Dalam konteks
Indonesia, Baladas Goshal (2004) telah memperingatkan, terlepas sisi positif
yang dibawanya, demokratisasi juga memberikan peluang bagi meluasnya potensi
konflik.Belum lama ini konflik besar kembali terjadi. Kali ini menimpa Lampung
Selatan, tepatnya di wilayah Kalianda. Dalam kasus ini, soal pelecehan seksual
yang diduga sebagai pemicu konflik, yang telah menelan belasan korban jiwa ini,
sebenarnya hanyalah puncak dari gunung es.
Dilihat dari akar
penyebabnya, kasus Lampung—dalam batas-batas tertentu— dapat dikatakan bersifat
klasik. Di dalamnya melibatkan tipe konflik yang bernuansa primordial, yang
mengingatkan kita pada konflik yang terjadi di Sampit, Sambas, Kalbar, dan
sejumlah daerah pascareformasi. Meski sebagian kalangan melihat konflik
antarkampung di Lampung ini tak terkait masalah etnisitas, mengabaikan faktor
ini juga kurang tepat. Hal ini mengingat secara kasat mata pihak-pihak yang
berkonflik memiliki keterkaitan kuat dengan kedua etnis yang terlibat, yakni
etnis Lampung dan Bali.
Sejak kehadirannya,
etnis Bali—berbeda dengan orang Jawa—dipandang membawa persoalan tersendiri
bagi sebagian masyarakat Lampung. Gugus persoalan ini mencakup ”legitimasi
kehadiran” masyarakat Bali yang dipandang masih bermasalah karena menempati
wilayah yang belum sepenuhnya diizinkan ataupun karena perbedaan adat kebiasaan
dan agama. Kenyataan pula bahwa kedua etnis relatif hidup terpisah dalam nuansa
yang eksklusif (enclave). Tidak mengherankan jika kedua etnis itu kerap masih
merasa asing satu dan lainnya. Hal ini terjadi terutama di Lampung Selatan dan
Lampung Utara.
Solusi:
Solusi yang mungkin
adalah memperbaiki kinerja dan profesionalisme aparat keamanan agar dapat lebih
sensitif dan efektif mencegah serta menyelesaikan rangkaian konflik sejak dini.
Dibutuhkan pula sebuah desain besar dan pelembagaan pencegahan dan penyelesaian
konflik yang lebih kontekstual dengan melibatkan lebih banyak pemangku
kepentingan dan masyarakat di dalamnya.
II.
Komunikasi
Dalam Manajemen
A.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh manajer dalam menjabarkan pengertian antara
manajer dan orang lain. Sedangkan komunikasi dalam manajemen yaitu salah satu
tanggung jawab yang penting dari setiap manajer. Seringkali tampak bahwa
efektivitas manajer terletak pada
keahliannya dalam mengkomunikasikan gagasan.
B.
Jelaksan
Proses Komunikasi
1. Langkah
pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber atau komunikator.
2. Langkah
kedua, ide yang diciptakan tersebut kmudian dialih bentukan menjadi
lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirmkan.
3. Langkah
ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut
selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuia dengan karakteristik
lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
4. Langkag
keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan presepsinya untuk
mengartikan maksud pesan tersbut.
5. Langkah
kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan mangirim kembali pesan tersebut ke
komunikator.
C.
Jelaskan
Hambatan Komunikasi
Menurut Robbin bahwa hambatan
komunikasi terbagi menjadi:
· Persepsi Selektif, Konsep ini muncul
karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar
berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latarbelakang, dan karakteristik,
personal lainnya.
· Informasi Berlebih, batas setiap
individu dalam mengolah data terbatas dalam kapasitas tertentu. Bila
individu-individu memliki lebih banyak informasi daripada yang dapat mereka
pilah dan gunakan. Kecenderungan menyeleksi, mengabaikan, melewati, atau
melupakan informasi. Mereka tidak perduli apakah akibatnya adalah kehilangan
informasi dan komunikasi yang efektif.
· Emosi, adalah perasaan penerima pesan
pada saat menerima komunikasi yang akan mempengaruhi cara dia
menginterpretasikan.
· Bahasa, kata-kata bisa memiliki arti
yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Usia, pendidikan, dan latar belakang
budaya merupakan tiga dari variabel-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa
yang digunakan seseorang dan definisi yang dia berikan ke kata-kata itu.
Biasasnya karyawan dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, sehingga
pengelompokkan karyawan ke dalam departtemen-departemen yang menciptakan
spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau ”bahasa teknis”.
· Kegelisahan Komunikasi merupakan
hambatan terbesar terhadap komunikasi yang efektif. Orang yang menderita
kegelisahan komunikasi mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada
tempatnya dalam komunikasi lisan, tulisan, atau keduanya. Contohnya: orang yang
cemas dengan kemampuan lisannya merasa sangat gelisah bila harus menggunakan
telepon.
D.
Jelaskan
Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Melalui
komunikasi maka dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat
pegawai dapat bertindak dengan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan pada
waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja organisasi (Wursanto 1992:
60). Adanya kerjasama yang harmonis ini diharapkan dapat meningkatkan semangat
kerja para pegawai karena komunikasi berhubungan dengan keseluruhan proses
pembinaan perilakumanusia dalam organisasi.Semangat kerja dalam organisasi
dapat mempengaruhi hasil kerja dan pencapaian tujuan komunikasi dan hubungan
kerja yang terjadi dalam suatu instansi berkaitan dengan semangat melaksanakan
pekerjaan.Komunikasi yang efektif dapat mencapai saling pengertian antara
pegawai dan pimpinan sehingga terbentuk kondisi sosial yang dapat memotivasi
pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.Semangat kerja disini adalah
karyawan secara lebih giat melaksanakantugas-tugasnya, sehingga pekerjaan akan
dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik
E.
Jelaskan
Model Pengolahan Informasi Dalam Komunikasi
Model Pengolahan
Informasi
·
Rational
Model ini berasumsi bahwa orang
beroperasi dalam model pengolahan dikontrol menggunakan prosedur analitis.
·
Limited Capacity
Model ini menunjukkan bagaimana
orang menyederhanakan pengolahan informasi.
·
Expert
Model ini bergantung pada model
limited capacity
·
Cybernetic
Model ini berpendapat bahwa
informasi diproses dari waktu ke waktu
F.
Jelaskan
Model Interaktif Manajemen Dalam Komunikasi
Model Interaktif
Manajemen Dalam Komunikasi:
1. Confidence dalam manajemen timbulnya
suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat
suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan
pengertian.
2. Immediacy Ini adalah model organisasi
yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management adanya berbagai
interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada
berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness mengembangkan suatu
komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation dalam hal ini suatu
manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Sumber Referensi:
Empowerment, Sters dan
Konflik
Raharjo,
A. (2009). Buku Kantong Sosiologi SMA IPS. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Wrihatnolo,
R., R. (2007). Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Ibung,
D. (2008). Panduan bagi Orang Tua dalam Memahami dan Membimbing Anak. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Komunikasi Dalam Manajemen
Herujito,
Y., M. (2001). Dasar-dasar Manajemen. Bogor: Grasindo.
Suprapto,
T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT. Buku Kita.
Sukoco,
B., M. (2007). Manajemen Administrasi
Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.
Senin, 14 November 2016
TUGAS 3 PSIKOLOGI MANAJEMEN #
A.
Controlling
Fungsi Manajemen
1.
Pengertian
Controlling Fungsi Manajemen
Controlling fungsi manajemen
merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksanaan dan
rencana-rencana yang telah ditentukan. Fungsi
terakhir manajemen ini mencakup, persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan
perusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan kepuasan bersama,
produktivitas, dan terciptanya citra yang positif.
2.
Jelaskan
langkah-langkah Controlling Fungsi Manajemen
Langkah-langkah Controlling
Fungsi Manajemen:
1. Membandingkan
hasil–hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
2. Menilai
hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.
3. Membuat
media pelaksanaan secara tepat.
4. Memberitahukan
media pengukur pekerjaan.
5. Memindahkan
data secara terperinci agar dapat terlihat perbandingan dan
penyimpangan-penyimpangannya.
6. Membuat
saran tindakan-tindakan perbaikan jika dirasa oleh anggota.
7. Memberitahu
anggota-anggota yang bertanggung jawab terhadap pemberian penjelasan.
8. Melaksanakan
pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
3.
Jelaskan
tipe-tipe Controlling Fungsi Manajemen
Terdapat beberapa tipe
controlling fungsi manajemen:
a. Metode pengendalian pendahuluan,
memerlukan berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai
masukan (input) seperti material, keuangan, modal, dan sumber daya manusia. Informasi
membantu manajer menentukan apakah berbagai sumber daya tersebut memenuhi
standar.
b. Metode pegendalian bersamaan
(concurrent controls), memerlukan
standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang layak. Makin banyak
karyawan yang kecewa, apalagi ditindak lanjuti dengan pengunduran diri, dapat
mencirikan buruknya manajemen SDM.
c. Metode pengendalian umpan balik
(feedback control)
Mengukur hasil suatu
kegiatan yang telah dilaksanakan guna mengukur penyimpangan yang mungkin
terjadi atau tidak sesuai dnegan standar.
4.
Membuat
strategi controlling untuk sebuah organisasi.
Menetapkan standar dan metode untuk
mengukur prestasi
Menentukan apa saja
yang menjadi standar dalam mengukur prestasi pegawai
Mengukur prestasi kerja
Melihat apa saja
prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh pegawai selama pegawai tersebut
bekerja.
Membandingkan apakah prestasi kerja
sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan
Melakukan perbandingan
dari data hasil prestasi yang dicapai oleh pegawai dengan data standar yang
telah ditentukan untuk megukur prestasi pegawai tersebut apakah prestasi yang
telah dicapai sudah sesuai dengan standar yang ditemtukan
Pengambilan tindakan koreksi atau
perbaikan
Setelah melakukan
perbandingan maka ditentukan apakah pegawai melakukan penyimpangan atau tidak
dalam hasil prestasi yang diperoleh oleh pegawai. Jika pegawai malakukan
penyimpangan maka pegawai akan di koreksi mengenai bagaimana kinerja pegawai
tersebut selama ini dan jika tidak maka akan di perbaiki dan ditingkatkan lagi dari
hasil prestasi yang telah dicapai selama pegawai bekerja.
B.
Kekuasaan
dan Pengaruh
1.
Pengertian
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan
yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan
tersebut sesuai dengan kewenangan yang
diberikan. Kekuasaan merupakan bagian dalam organisasi, dalam organisasi
pentingnya kekuasaan dalam konteks penyelesaian masalah. Setiap interaksi
hubungan sosial dalam organisasi terkait dengan kekuasaan.
2.
Jelaskan
sumber-sumber kekuasaan
Kekuasaan sumber
kekuasaan terdiri dari tiga macam:
1)
Kekuasaan
yang bersumber pada kedudukan
· Kekuasaan
formal atau legal
Termasuk dalam jenis
ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presden atau perdana menteri dan
sebagainya yang mendapat kekuasaannya karena ditunjuk dan diperkuat dengan
peaturan atau perundangan resmi.
· Kendali
atas sumber dan ganjaran
Mejikan yang mengagaji
karyawannya, pemilik sawah yang menupah buruhnya dll.
· Kendali
atas hukuman
Ganjaran biasanya
terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga terkait
dengan kendali atas hukuman.
· Kendali
atas informasi
Misalkan murid yang
selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh
kawan-kawannya setiap menjelang ulangan umum.
· Kendali
ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini
dinamakan juga perekeyasaan situasi. Contohnya adalah kendali atas penempatan
jabatan, seornag atasan, manajer, kepala bagian personalia mempunyai kekuasaan
atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
2)
Kekuasaan
yang bersumber pada kepribadian
Berbeda
dari kekuasaan yang bersumber pada kedudukan , kekuasaan yang bersumber pada
kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu:
· Keahlian
atau ketrampilan
Pasien-pasien yang
menganggap dokter sebagai seseorang yang ahli untuk menyembuhkan penyakit.
· Persahabatan
atau kesetiaan
Sifat dapat bergaul,
sifat kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan
sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.
· Karisma
Ciri kepribadian yang
menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah
satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3)
Kekuasaan
yang bersumber pada politik
· Kendali
atau proses pembuatan keputusan
Dalam organisasi, ketua
menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat atau tidak.
· Koalisi
Kepemimpinan atas dasar
sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat
kerja sama dengan kelompok lain.
· Partisipasi
Pemimpin mengatur
partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap
anggota itu berpartisipasi, dan sebagainya.
· Institusionalisasi
Pemimpin agama
menikahkan pasangan suami –istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
3.
Pengertian
Pengaruh
Pengaruh adalah suatu
tipe kekuasaan, dimana kjika seseorang yang dipengaruhi agar bertindak
dengancara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian,
sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang
mendorongnya.
4.
Jelaskan
pengaruh taktik dalam organisasi
Pengaruh taktik terdiri
dari sembilan macam, yaitu
Legitimasi,
mengendalikan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan
selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.
Persuasi rasional,
menyajikan argumen-argumen yang logis dan berbagai bukti faktual untuk
memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
Seruan inspirasional,
mengembangkan komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan,
harapan dan aspirasi sebuah sasaran.
Konsultasi,
meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara
melibatkannyadalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akan dijalankan.
Tukar pendapat,
memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain
sabagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.
Seruan pribadi,
meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
Menyenangkan
orang lain, menggunakan rayuan,pujian, atau
perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.
Tekanan,
menggunkan peringatan, tuntutan tegas, dan ancaman.
Koalisi,
meminta bantuan orang lain untuk membujuk saaran (target) atau menggunakan
dukungan orang lain sebagai alasan agar si sasaran setuju.
5. Cari kasus tentang kekuasaan dan pengaruh
pada sebuah organisasi dan berikan saran.
"Kasus Irman Gusman Buktikan Kekuasaan Cenderung Disalahgunakan"
Semarang
- Kasus suap yang menimpa Ketua DPD Irman Gusman membuktikan adagium
bahwa kekuasaan memiliki kecenderungan untuk disalahgunakan. Penyalahgunaan
kekuasaan bisa dilakukan dengan berbagai modus, salah satunya menggunakan
pengaruh jabatan yang diemban oleh seseorang. "Saya ingin mengatakan bahwa
kasus yang menimpa IG semakin menguatkan dan membuktikan adagium kekuasaan
itu," tegas pengamat hukum dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Salatiga, Umbu Rauta kepada SP, Senin (19/9).
Umbu
menegaskan, kasus yang menimpa IG menjadi sorotan publik, karena yang
bersangkutan adalah salah satu pimpinan lembaga negara yang seharusnya menjadi
panutan dan tauladan bagi publik dalam memerangi berbagai modus korupsi dan
kolusi.
"Namun
pada kenyataannya, publik dibuat tercengang, karena tokoh yang dikenal
antikorupsi, justru berbuat yang sebaliknya. Publik bisa kecewa, karena satu
per satu tokoh yang semula diakui sebagai tokoh yang santun dan antikorupsi
justru terlibat dalam kasus korupsi," ujarnya.
Umbu
mengharapkan, adanya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi oleh KPK dan
lembaga penegak hukum lainnya, terkait kian banyaknya kasus korupsi yang
melibatkan pejabat publik dan tokoh terkemuka di negeri ini.
"Yang
tidak kalah penting lagi, yaitu modal dasar dalam diri seseorang penyelenggara
negara yaitu niat baik dan tulus untuk mengemban jabatan yang telah
dipercayakan," tandasnya.
Saran:
Sebaiknya untuk para
pimpinan baik untuk di lembaga Negara maupun pemimpin diorganisasi manapun,
saya harap tidak melakukan tindakan korupsi lagi untuk selanjutnya dan tidak
menyalahgunakan kekuasaannya. Karena, seharusnya seorang pemimpin itu melakukan
sesuatu yang dijadikan panutan untuk orang-orang namun, dengan adanya kasus ini
justru membuat namanya tidak baik lagi. Sehingga, lebih baik ketika menjadi
sesorang pemimpin seharusnya menunjukkan hal-hal yang positif agar menjadi panutan
orang-orang sekitar yang nantinya dapat mempengaruhi pandangan-pandangan negatif
orang lain mengenai kekuasaan seseorang menjadi pandangan yang positif dalam
menjalankan kekuasaannya disuatu organisasi.
Sumber:
Astuty,
T. (2015). Ekonomi rangkuman inti sari
ekonomi lengkap. Jakarta: Vicosta Publishing.
Budiardjo,
M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Pangarso, A. (2016). Perilaku organisasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Robbins,
S., P. & Judge, T., A. (2007). Perilaku
organisasi. Jakarta: Edward Tanujaya.
Sarwono, S., W. (2005).
Psikologi sosial. Jakarta: Balai
Pustaka.
Umar, H. (2003). Bisiness an introduction. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Langganan:
Postingan (Atom)