A.
Controlling
Fungsi Manajemen
1.
Pengertian
Controlling Fungsi Manajemen
Controlling fungsi manajemen
merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksanaan dan
rencana-rencana yang telah ditentukan. Fungsi
terakhir manajemen ini mencakup, persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan
perusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan kepuasan bersama,
produktivitas, dan terciptanya citra yang positif.
2.
Jelaskan
langkah-langkah Controlling Fungsi Manajemen
Langkah-langkah Controlling
Fungsi Manajemen:
1. Membandingkan
hasil–hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
2. Menilai
hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.
3. Membuat
media pelaksanaan secara tepat.
4. Memberitahukan
media pengukur pekerjaan.
5. Memindahkan
data secara terperinci agar dapat terlihat perbandingan dan
penyimpangan-penyimpangannya.
6. Membuat
saran tindakan-tindakan perbaikan jika dirasa oleh anggota.
7. Memberitahu
anggota-anggota yang bertanggung jawab terhadap pemberian penjelasan.
8. Melaksanakan
pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
3.
Jelaskan
tipe-tipe Controlling Fungsi Manajemen
Terdapat beberapa tipe
controlling fungsi manajemen:
a. Metode pengendalian pendahuluan,
memerlukan berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai
masukan (input) seperti material, keuangan, modal, dan sumber daya manusia. Informasi
membantu manajer menentukan apakah berbagai sumber daya tersebut memenuhi
standar.
b. Metode pegendalian bersamaan
(concurrent controls), memerlukan
standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang layak. Makin banyak
karyawan yang kecewa, apalagi ditindak lanjuti dengan pengunduran diri, dapat
mencirikan buruknya manajemen SDM.
c. Metode pengendalian umpan balik
(feedback control)
Mengukur hasil suatu
kegiatan yang telah dilaksanakan guna mengukur penyimpangan yang mungkin
terjadi atau tidak sesuai dnegan standar.
4.
Membuat
strategi controlling untuk sebuah organisasi.
Menetapkan standar dan metode untuk
mengukur prestasi
Menentukan apa saja
yang menjadi standar dalam mengukur prestasi pegawai
Mengukur prestasi kerja
Melihat apa saja
prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh pegawai selama pegawai tersebut
bekerja.
Membandingkan apakah prestasi kerja
sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan
Melakukan perbandingan
dari data hasil prestasi yang dicapai oleh pegawai dengan data standar yang
telah ditentukan untuk megukur prestasi pegawai tersebut apakah prestasi yang
telah dicapai sudah sesuai dengan standar yang ditemtukan
Pengambilan tindakan koreksi atau
perbaikan
Setelah melakukan
perbandingan maka ditentukan apakah pegawai melakukan penyimpangan atau tidak
dalam hasil prestasi yang diperoleh oleh pegawai. Jika pegawai malakukan
penyimpangan maka pegawai akan di koreksi mengenai bagaimana kinerja pegawai
tersebut selama ini dan jika tidak maka akan di perbaiki dan ditingkatkan lagi dari
hasil prestasi yang telah dicapai selama pegawai bekerja.
B.
Kekuasaan
dan Pengaruh
1.
Pengertian
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan
yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan
tersebut sesuai dengan kewenangan yang
diberikan. Kekuasaan merupakan bagian dalam organisasi, dalam organisasi
pentingnya kekuasaan dalam konteks penyelesaian masalah. Setiap interaksi
hubungan sosial dalam organisasi terkait dengan kekuasaan.
2.
Jelaskan
sumber-sumber kekuasaan
Kekuasaan sumber
kekuasaan terdiri dari tiga macam:
1)
Kekuasaan
yang bersumber pada kedudukan
· Kekuasaan
formal atau legal
Termasuk dalam jenis
ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presden atau perdana menteri dan
sebagainya yang mendapat kekuasaannya karena ditunjuk dan diperkuat dengan
peaturan atau perundangan resmi.
· Kendali
atas sumber dan ganjaran
Mejikan yang mengagaji
karyawannya, pemilik sawah yang menupah buruhnya dll.
· Kendali
atas hukuman
Ganjaran biasanya
terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga terkait
dengan kendali atas hukuman.
· Kendali
atas informasi
Misalkan murid yang
selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh
kawan-kawannya setiap menjelang ulangan umum.
· Kendali
ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini
dinamakan juga perekeyasaan situasi. Contohnya adalah kendali atas penempatan
jabatan, seornag atasan, manajer, kepala bagian personalia mempunyai kekuasaan
atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
2)
Kekuasaan
yang bersumber pada kepribadian
Berbeda
dari kekuasaan yang bersumber pada kedudukan , kekuasaan yang bersumber pada
kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu:
· Keahlian
atau ketrampilan
Pasien-pasien yang
menganggap dokter sebagai seseorang yang ahli untuk menyembuhkan penyakit.
· Persahabatan
atau kesetiaan
Sifat dapat bergaul,
sifat kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan
sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.
· Karisma
Ciri kepribadian yang
menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah
satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3)
Kekuasaan
yang bersumber pada politik
· Kendali
atau proses pembuatan keputusan
Dalam organisasi, ketua
menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat atau tidak.
· Koalisi
Kepemimpinan atas dasar
sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat
kerja sama dengan kelompok lain.
· Partisipasi
Pemimpin mengatur
partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap
anggota itu berpartisipasi, dan sebagainya.
· Institusionalisasi
Pemimpin agama
menikahkan pasangan suami –istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
3.
Pengertian
Pengaruh
Pengaruh adalah suatu
tipe kekuasaan, dimana kjika seseorang yang dipengaruhi agar bertindak
dengancara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian,
sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang
mendorongnya.
4.
Jelaskan
pengaruh taktik dalam organisasi
Pengaruh taktik terdiri
dari sembilan macam, yaitu
Legitimasi,
mengendalikan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan
selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.
Persuasi rasional,
menyajikan argumen-argumen yang logis dan berbagai bukti faktual untuk
memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
Seruan inspirasional,
mengembangkan komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan,
harapan dan aspirasi sebuah sasaran.
Konsultasi,
meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara
melibatkannyadalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akan dijalankan.
Tukar pendapat,
memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain
sabagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.
Seruan pribadi,
meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
Menyenangkan
orang lain, menggunakan rayuan,pujian, atau
perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.
Tekanan,
menggunkan peringatan, tuntutan tegas, dan ancaman.
Koalisi,
meminta bantuan orang lain untuk membujuk saaran (target) atau menggunakan
dukungan orang lain sebagai alasan agar si sasaran setuju.
5. Cari kasus tentang kekuasaan dan pengaruh
pada sebuah organisasi dan berikan saran.
"Kasus Irman Gusman Buktikan Kekuasaan Cenderung Disalahgunakan"
Semarang
- Kasus suap yang menimpa Ketua DPD Irman Gusman membuktikan adagium
bahwa kekuasaan memiliki kecenderungan untuk disalahgunakan. Penyalahgunaan
kekuasaan bisa dilakukan dengan berbagai modus, salah satunya menggunakan
pengaruh jabatan yang diemban oleh seseorang. "Saya ingin mengatakan bahwa
kasus yang menimpa IG semakin menguatkan dan membuktikan adagium kekuasaan
itu," tegas pengamat hukum dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Salatiga, Umbu Rauta kepada SP, Senin (19/9).
Umbu
menegaskan, kasus yang menimpa IG menjadi sorotan publik, karena yang
bersangkutan adalah salah satu pimpinan lembaga negara yang seharusnya menjadi
panutan dan tauladan bagi publik dalam memerangi berbagai modus korupsi dan
kolusi.
"Namun
pada kenyataannya, publik dibuat tercengang, karena tokoh yang dikenal
antikorupsi, justru berbuat yang sebaliknya. Publik bisa kecewa, karena satu
per satu tokoh yang semula diakui sebagai tokoh yang santun dan antikorupsi
justru terlibat dalam kasus korupsi," ujarnya.
Umbu
mengharapkan, adanya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi oleh KPK dan
lembaga penegak hukum lainnya, terkait kian banyaknya kasus korupsi yang
melibatkan pejabat publik dan tokoh terkemuka di negeri ini.
"Yang
tidak kalah penting lagi, yaitu modal dasar dalam diri seseorang penyelenggara
negara yaitu niat baik dan tulus untuk mengemban jabatan yang telah
dipercayakan," tandasnya.
Saran:
Sebaiknya untuk para
pimpinan baik untuk di lembaga Negara maupun pemimpin diorganisasi manapun,
saya harap tidak melakukan tindakan korupsi lagi untuk selanjutnya dan tidak
menyalahgunakan kekuasaannya. Karena, seharusnya seorang pemimpin itu melakukan
sesuatu yang dijadikan panutan untuk orang-orang namun, dengan adanya kasus ini
justru membuat namanya tidak baik lagi. Sehingga, lebih baik ketika menjadi
sesorang pemimpin seharusnya menunjukkan hal-hal yang positif agar menjadi panutan
orang-orang sekitar yang nantinya dapat mempengaruhi pandangan-pandangan negatif
orang lain mengenai kekuasaan seseorang menjadi pandangan yang positif dalam
menjalankan kekuasaannya disuatu organisasi.
Sumber:
Astuty,
T. (2015). Ekonomi rangkuman inti sari
ekonomi lengkap. Jakarta: Vicosta Publishing.
Budiardjo,
M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Pangarso, A. (2016). Perilaku organisasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Robbins,
S., P. & Judge, T., A. (2007). Perilaku
organisasi. Jakarta: Edward Tanujaya.
Sarwono, S., W. (2005).
Psikologi sosial. Jakarta: Balai
Pustaka.
Umar, H. (2003). Bisiness an introduction. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.