A.
Pengorganisasian Struktur Manajemen
1.
Pengertian
struktur organisasi
Struktur
organisasi adalah Desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi SDM,
terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki
organisasi. Serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan
dan dikomunikasikan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi, yaitu faktor strategi organisasi, skala perusahaan, teknologi dan
lingkungan.
Jika
dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan, maka dalam
pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja
tertentu dalam sebuah struktur organisasi dimana di dalamnya terdapat kejelasan
bagaimanarencana organisasi akan dilaksankan, dikoordinasikan, dan
dikomunikasikan. Secara ilustratif, struktur organisasi bisa digambarkan
sebagai bagan organisasi (organizational chart).
2.
Jelaskan
fungsi dari manajemen
Nickles, McHugh
and McHugh (1997), mengemukakan empat fungsi manajemen:
1. Perencanaan atau Planning yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi perencanaan diantaranya menetapkan tujuan dan target bisnis, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut, menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan, dan menetapkan standar atau indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
2. Pengorganisasian atau Organizing yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan di desain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pengorganisasian diantaranya mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan, menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab, kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja, dan kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
3. Pengimplementasikan atau Directing yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pengimplementasikan diantaranya mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapain tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan, dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4. Pengendalian dan pengawasan atau Controlling yaitu proses yang dilakukan untuk memastiakan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisinis yang dihadapi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pengawan diantaranya mengevaluasikeberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan, mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan dna melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapain tujuan dan target bisnis.
1. Perencanaan atau Planning yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi perencanaan diantaranya menetapkan tujuan dan target bisnis, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut, menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan, dan menetapkan standar atau indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
2. Pengorganisasian atau Organizing yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan di desain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pengorganisasian diantaranya mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan, menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab, kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja, dan kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
3. Pengimplementasikan atau Directing yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pengimplementasikan diantaranya mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapain tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan, dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4. Pengendalian dan pengawasan atau Controlling yaitu proses yang dilakukan untuk memastiakan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisinis yang dihadapi. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pengawan diantaranya mengevaluasikeberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan, mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan dna melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapain tujuan dan target bisnis.
3.
Jelaskan
manfaat struktur fungsional dan divisional
·
Manfaat
struktur fungsional
o
Sesuai
dengan lingkungan yang stabil
o
Menunjang
pengembangan keahlian
o
Memberi
kesempatan bagi para spesialis
o
Memerlukan
koordinasi internal minimum
o
Memerlukan
keterampilan antar pribadi
·
Manfaat
struktur divisional
o Perkerjaan
keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan,
o
Keputusan
lebih cepat,
o
Lebih
mudah untuk menilai prestasi kerja,
o
Pengembangan
dan strategi dekat dengan lingkungan,
o
Memberikan
landasan pelatihan bagi para majer strategis
o
Lebih
terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan,
o
Spesialisasi
fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.
4.
Jelaskan
kerugian struktur fungsional dan divisional
·
Kerugian
struktur fungsional
o Pada
organisasi besar, respon lebih lambat diterima
o Kurang
inovatif memiliki perspektif yang sempit
o Menyebabkan
terjadinya penyumbatan karena pelaksanaan tugas dilakukan secara sekuensial
o Dapat
menimbulkan konflik tentang prioritas produk
o
Tidak
menunjang berkembangnya menejerial umum
o
Mengaburkan
tanggung jawab atas tugas keseluruhan
·
Kerugian
struktur divisional
o
Mengakibatkan
turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
o
Sangat
potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi
o
Pendelegasian
yang besar dapat menimbulkan masalah
5.
Cari
kasus tentang organisasi
Contoh kasus
organisasi :
Kondisi buruh
di PT. Tjiwi Kimia Sidoarjo, saat ini sedang mengalami penindasan. Penindasan
terjadi karena perusahaan mulai mempekerjakan tenaga buruh harian untuk melakukan
aktivitas produksinya. Tindakan inilah yang kemudian memunculkan bibit konflik
antara perusahaan dengan para buruh. Buruh yang bekerja di perusahaan tersebut
mau tidak mau harus menerima kebijakan perusahaan karena posisi mereka yang
lemah. Konflik antara perusahaan dan para buruh yang terjadi di PT. Tjiwi Kimia
tidak hanya terjadi kali ini saja. Sebelumnya, pada tahun 2012 juga pernah
terjadi konflik antara perusahaan dengan buruh yang disebabkan oleh adanya
pemutusan hak kerja (PHK) secara sepihak yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Sebagai
reaksi atas pemutusan secara sepihak tersebut, para buruh kemudian melakukan
demo untuk menuntut hak kerja mereka. Pasca terjadinya demo tersebut,
perusahaan tetap tidak memenuhi tuntutan dari para buruh yang telah di PHK,
total buruh yang di PHK oleh Tjiwi Kimia pada saat itu berjumlah sebanyak 72
buruh terhitung sejak bulan Februari hingga Maret 2014.
Kehidupan buruh
yang selalu tertindas, juga tergambar pada konflik antara perusahaan dan buruh
yang terjadi di Tjiwi Kimia. Lebih jauh apabila dilihat konflik tersebut, pasca
terjadinya PHK di tahun 2012 lalu, saat ini buruh di Tjiwi Kimia juga mengalami
penindasan yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu bentuk penindasan yang
nampak adalah munculnya tenaga outsourcing yang dikontrak melalui mandor di
perusahaan tersebut. Penggunaan tenaga outsourcing pada perusahaan seringkali
memicu reaksi keras dari kalangan masyarakat. Outsourcing merupakan bentuk baru
penindasan yang sebenarnya telah lama muncul dalam dunia tenaga kerja.
Munculnya kebijakan outsourcing di Indonesia sendiri berawal dari disahkan oleh
munculnya Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang outsourcing. Penindasan yang
dialami oleh buruh di Tjiwi Kimia diperparah dengan hadirnya karyawan perusahaan
yang ikut dalam penindasan terhadap para buruh. Pada kasus Tjiwi Kimia, mandor
yang merupakan karyawan dari perusahaan kemudian mencari orang yang bersedia
bekerja tanpa ikatan kontrak resmi dari perusahaan dengan upah yang seadanya.
Dalam studi ini, ditemukan bahwa mandor tersebut mencari para pekerja yang mau
bekerja dengan sistem kerja outsourcing.
Para pekerja
tersebut dibayar dengan gaji di bawah rata-rata para pekerja yang jelas-jelas
merugikan dirinya. Pemberian upah yang sangat kecil tersebut tentunya tidak
mampu untuk meningkatkan kesejahteraan dari para buruh pekerja harian tersebut.
Disamping itu, buruh yang juga telah bekerja lama di perusahaan tersebut,
hingga saat ini juga masih dipertanyakan kesejahteraannya. Selain itu kebijakan
outsourcing yang dilakukan melalui mandor juga memperlihatkan lemahnya posisi
buruh yang ada di perusahaan tersebut. Posisi tawar pekerja dan masyarakat
miskin yang rendah di tengah melimpahnya jumlah pencari kerja, pengangguran dan
meningkatnya jumlah penduduk migran yang mencoba mengadu nasib mencari kerja di
kota besar adalah titik-titik lemah yang seringkali disadari benar oleh para
investor untuk membuat para pekerjanya pasrah menerima nasib menerima upah yang
tak pernah beringsut ke taraf yang terkategori layak dan adil.
Ø Saran struktur fungsional
Kasus diatas memperlihatkan adanya kerugian dari struktur
fungsional yaitu dapat menimbulkan konflik tentang prioritas produk karena
dengan adanya kebijakan outsourcing konflik tersebut akan terjadi, jadi sebaiknya
perusahaan adil dalam menjalankan kebijakkannya sehingga prioritas produk terus
berjalan dan pegawai pun mendapatkan manfaatnya, dan juga perlu memunculkan
kesadaran dari para buruh terkait dengan kondisi yang mereka alami pada saat
ini, baik terhadap buruh yang telah menjadi pekerja di Tjiwi Kimia, maupun
terhadap buruh harian yang saat ini semakin bertambah jumlahnya sehingga hal
ini dapat mengahasilkan manfaat sruktur fungsional yaitu sesuai dengan
lingkungan yang stabil.
Ø Saran struktur divisional
Kasus diatas memperlihatkan adanya manfaat dari struktur divisional
untuk perusahaan yaitu keputusan lebih
cepat,keputusan dengan adanya PHK dan kebijakan outsourcing dapat membuat
keuntungan bagi perusahaan. Namu, dapat juga menimbulkan kerugian dari faktor
divisional yaitu pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah seperti
pekerja yang di PHK dan yang terikat kebijakan outscourching akan diragukan
kesejahteraan hidupnya, dengan upah yang dibawah rata-ratapun akan merugikan
para pekerja yang terikat dengan kebijakan outscourching.
B.
Actuating dalam manajemen
1.
Pengertian
actuating dalam manajemen
Menurut G, R.
Terry actuating adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar
supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan
ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari
pihak pemimpin.
2.
Jelaskan
pentingnya actuating dalam manajemen
·
Pentingnya
Actuating
a.
Untuk
melihat tercapai atau tidaknya tujuan tergantung pada bergerak tidaknya seluruh
anggota manajemen, mulai dari tingkat atas, tengah, sampai bawah.
b.Pergerakan / actuating yang terarah akan membuat organisasi berjalan
efektif karena tujuan, budget standar, metode kerja dan prosedur serta program
sudah direncanakan.
c.
Dan
juga hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini
adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
Merasa yakin akan mampu mengerjakan, Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan
manfaat bagi dirinya, tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas
lain yang lebih penting,atau mendesak, tugas tersebut merupakan kepercayaan
bagi yang bersangkutan dan hubungan antar teman dalam organisasi tersebut
harmonis.
3.
Jelaskan
prinsip actuating dalam manajemen
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian
lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Usaha Actuating baik normal dicari dengan jalan memperlakukan
pekerja sebagai manusia dengan jalan merangsang pertumbuhan serta perkembangan
mereka mengusahakan adanya keinginan untuk malampaui pihak lain. Menghargai
pekerjaan yang diselesaikan dengan baik dan mengusahakan adanya unsur keadilan
tanpa pilih kasih (fair play). Actuating tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Actuating tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan perantugas dan tanggung jawabnya.
Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam
melakukan pengarahan yaitu :
·
Prinsip
mengarah kepada tujuan
·
Prinsip
keharmonisai dengan tujuan
·
Prinsip
kesatuan komando
Sumber :
Sule, E. T.,
Saefullah, K. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana.
Siswanto, H. B.
(2009). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Zakiyuddin ,
Ais. (2013). Teori dan Praktik Manajemen, Jakarta : Mitra Wacana Media.
Badrudin.
(2013). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar